Hujan mengguyur kota Kroya. Aku yang berboncengan motor terpaksa harus berhenti di eper toko. Lama menanti hujan reda hingga waktu Maghrib sang hujan belum berhenti. Tubuhku menggigil dan sebuah jaket melayang ke tubuhku. Aku telah dihangatkannya rupanya kekasihku tidak mau tega melihat biru bibirku. Dan dengan ikhlasnya dia rela menyeberang jalan membeli nasi kucing dan gorengan. Aku menangis dalam senyum alangkah sayangnya begitu besar untukku. Di pinggir toko dengan sabar dia mendekapku sambil menyuapkan makanan yang tadi di pesan.Angin melambai mengucapkan salam. Beiringan dengan salam cinta. Bunyi hujan menabuhkan irama. Kenangan itu menjelma setiap malam. Pada hujan yang mengantar cerita. dimana aku lalu terjaga. Pelukan cinta menyambut asmara.Walau derita masih menerpa. Aku berpayung cinta karena Allah. Melawan ujian yang datang dari masa silam. Aku tunggu hujan kembali. menghanyutkan tangis dihelai mata.
Hujan mengguyur kota Kroya. Aku yang berboncengan motor terpaksa harus berhenti di eper toko. Lama menanti hujan reda hingga waktu Maghrib sang hujan belum berhenti. Tubuhku menggigil dan sebuah jaket melayang ke tubuhku. Aku telah dihangatkannya rupanya kekasihku tidak mau tega melihat biru bibirku. Dan dengan ikhlasnya dia rela menyeberang jalan membeli nasi kucing dan gorengan. Aku menangis dalam senyum alangkah sayangnya begitu besar untukku. Di pinggir toko dengan sabar dia mendekapku sambil menyuapkan makanan yang tadi di pesan.Angin melambai mengucapkan salam. Beiringan dengan salam cinta. Bunyi hujan menabuhkan irama. Kenangan itu menjelma setiap malam. Pada hujan yang mengantar cerita. dimana aku lalu terjaga. Pelukan cinta menyambut asmara.Walau derita masih menerpa. Aku berpayung cinta karena Allah. Melawan ujian yang datang dari masa silam. Aku tunggu hujan kembali. menghanyutkan tangis dihelai mata.
ReplyDelete